Terence Crawford, seorang petinju asal Amerika Serikat, telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa dengan keberhasilannya menjuarai empat divisi berbeda. Prestasi ini menempatkannya dalam daftar eksklusif petinju yang telah menaklukkan berbagai kategori berat, membuktikan kemampuannya untuk bersaing di level tertinggi di berbagai divisi.
Perjalanan Karir Crawford
Crawford memulai karir profesionalnya pada tahun 2008, dan sejak saat itu, dia menunjukkan potensi luar biasa di ring tinju. Dengan gaya bertarung yang serba bisa dan kecerdasan taktik yang tinggi, Crawford segera mendapatkan perhatian di dunia tinju. Karirnya mulai menanjak ketika ia memenangkan gelar dunia pertamanya pada tahun 2014 di divisi ringan (lightweight), setelah mengalahkan Ricky Burns dalam sebuah pertarungan yang intens.
Setelah mengamankan gelar di divisi ringan, Crawford tidak berhenti di situ. Dia kemudian naik ke divisi kelas welter ringan (light-welterweight) dan memenangkan gelar WBO pada tahun 2015 setelah mengalahkan Thomas Dulorme. Keberhasilannya di divisi ini berlanjut saat ia menyatukan gelar WBC, WBA, dan IBF pada tahun 2017, menjadikannya juara tak terbantahkan di kelas welter ringan.
Dominasi di Divisi Welter
Setelah menyatukan gelar di divisi welter ringan, Crawford memutuskan untuk naik ke divisi yang lebih berat, yakni kelas welter (welterweight). Pada tahun 2018, dia menghadapi Jeff Horn, juara WBO yang tak terkalahkan, dan berhasil merebut gelar tersebut dengan kemenangan TKO di ronde ke-9. Kemenangan ini menandai gelar dunia ketiganya di divisi berbeda.
Crawford terus mempertahankan dominasinya di kelas welter dengan kemenangan-kemenangan impresif melawan petinju-petinju papan atas, termasuk Amir Khan dan Kell Brook. Dengan kecepatan, kekuatan, dan kemampuan bertahan yang luar biasa. Crawford berhasil mempertahankan gelarnya beberapa kali, menunjukkan bahwa ia adalah petinju yang tangguh dan sulit dikalahkan.
Mencapai Empat Divisi
Pada tahun 2023, Crawford memutuskan untuk naik lagi ke divisi yang lebih berat, yakni kelas menengah ringan (light-middleweight). Dalam pertarungan yang sangat dinanti-nantikan, dia berhasil mengalahkan lawannya dan merebut gelar dunia di divisi tersebut. Dengan kemenangan ini, Crawford mencatatkan dirinya sebagai juara dunia di empat divisi berbeda: ringan, welter ringan, welter, dan menengah ringan.
Keberhasilan ini menempatkannya di antara jajaran elite petinju seperti Sugar Ray Leonard, Floyd Mayweather Jr., dan Manny Pacquiao, yang juga berhasil menjuarai empat divisi atau lebih. Keberhasilan ini juga semakin mempertegas status Crawford sebagai salah satu petinju terbaik di era modern.
Warisan Crawford
Dengan prestasi yang telah diraihnya, Terence Crawford telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam dunia tinju. Dedikasi, disiplin, dan kemampuan untuk beradaptasi di berbagai divisi membuatnya menjadi panutan bagi banyak petinju muda. Meskipun usianya kini sudah memasuki akhir 30-an, banyak penggemar tinju yang masih berharap bisa melihat aksi-aksi spektakuler dari Crawford di masa mendatang.
Di masa depan, nama Terence Crawford akan selalu dikenang sebagai salah satu petinju terbesar dalam sejarah. Seorang juara yang tidak hanya mendominasi satu divisi, tetapi empat divisi sekaligus, membuktikan bahwa dia adalah seorang petarung sejati.
Simak dan ikuti terus informasi sepak bola terbaru secara lengkap hanya diĀ shotsgoal.com.