Marc Marquez kembali menjadi sorotan setelah memenangkan Sprint Race MotoGP Thailand dengan strategi kontroversial. SPORTS NEW SPORTAL, akan membahas informasi menarik mengenai motogp hari ini, simak pembahasan ini.
Pembalap Ducati ini terpaksa membiarkan dirinya disalip Pedro Acosta karena tekanan ban depannya berada di bawah batas minimum peraturan. Ini bukan kali pertama Marquez menghadapi situasi serupa, membuatnya harus melakukan manuver taktis untuk menghindari penalti.
Marquez memulai balapan dari posisi kedua dan langsung merebut pimpinan di lap pertama. Namun, dengan enam lap tersisa, tekanan ban depannya tidak kunjung memenuhi standar. Alih-alih mempertahankan posisi, ia sengaja melambat dan membiarkan Acosta mendahuluinya untuk menstabilkan tekanan ban. “Saya melihat indikator tekanan ban menunjukkan angka nol, saat itulah saya memutuskan untuk menyerang,” ujar Marquez.
Steward balapan sempat menyelidiki pelanggaran ini, tetapi Marquez yakin tindakannya sesuai aturan. “Saya tahu kami berada di jalur yang benar. Saya memanfaatkan teknologi di motor untuk memantau tekanan ban dan memilih momen tepat untuk menyerang,” tambahnya.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Duel Sengit dengan Acosta di Lap Akhir
Kemenangan Marc Marquez tidak didapat dengan mudah. Ia harus bersaing ketat dengan Pedro Acosta, pembalap KTM yang tampil agresif sepanjang balapan. Marquez sengaja menjaga jarak sangat dekat dengan Acosta untuk memanaskan ban sekaligus menghemat tekanan hingga dua lap terakhir.
“Saya bisa memaksakan kecepatan tinggi, tetapi itu berisiko membuat ban depan semakin drop. Jadi, saya memilih tetap di belakang Acosta sampai tekanan ban stabil,” jelas Marquez. Di lap penutup, ia melakukan serangan mematikan dan berhasil merebut posisi puncak tepat sebelum garis finis.
Francesco Bagnaia, rekan setim Marquez di Ducati, justru mengalami nasib berbeda. Pembalap Italia itu juga bermasalah dengan tekanan ban dan terpaksa merosot ke posisi kelima setelah disalip beberapa rider.
Baca Juga: Benarkah Toprak Razgatlioglu Akan Bergabung dengan Tim MotoGP Yamaha?
Adaptasi dengan Kondisi Trek Brno
Balapan di Sirkuit Chang International, Buriram, menjadi tantangan tersendiri bagi Marquez. Trek ini terkenal dengan suhu tinggi yang memengaruhi performa ban. Namun, Marquez justru memuji kondisi permukaan yang jauh lebih baik dibanding kunjungan terakhirnya pada 2019.
“Aspal di sini sangat baik, mungkin salah satu yang terbaik yang pernah saya coba,” ucapnya. Meski begitu, ia mengaku harus berkendara dengan halus untuk menjaga ban. “Saya mencoba putaran cepat (1:53,243) untuk meningkatkan tekanan, tapi ternyata tidak cukup. Akhirnya, saya memilih strategi menunggu,” kenang Marquez.
Faktor cuaca juga berperan penting. Hujan sebelum balapan disebut Marquez sedikit menguntungkannya karena mendinginkan trek dan mengurangi degradasi ban.
Persiapan untuk Race Utama Hari Minggu
Marquez menyadari Race Utama akan lebih menantang. “Besok akan lebih ketat karena semua rider sudah mempelajari kondisi trek hari ini,” prediksinya. Ia juga harus berhadapan dengan pembalap lain yang mungkin lebih agresif dalam mengelola tekanan ban.
Meski begitu, kemenangan di Sprint Race memberi Marquez kepercayaan diri. “Kesimpulan hari ini positif. Saya punya kecepatan bagus dan memahami cara mengoptimalkan performa motor,” tandasnya. Tantangan terbesarnya adalah mempertahankan konsistensi sambil mematuhi regulasi tekanan ban yang ketat. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi mengenai berita olahraga terbaru lainnya hanya dengan klik sportsnewsportal.net.